CIVIL AREA UNANDA: 2013

Sabtu, 09 Februari 2013

Perbedaan Profil Baja I, WF, dan H

Profil WF (Wide Flange) adalah salah satu profil baja struktural yang paling populer digunakan untuk konstruksi baja. Namun, profil ini ternyata punya banyak nama. Ada yang menyebutnya dengan profil H, HWF, H-BEAM, IWF, dan I. Bahkan ada juga beberapa tempat yang menggunakan istilah WH, SH, dan MH. Sebenarnya mana yang paling tepat?

Kalo mau cari yang paling tepat sih menurut saya harus mengacu ke standar yang berlaku. Nah, kalo acuan kita adalah SNI, maka kita akan memperoleh ada beberapa standar untuk produksi material profil berbentuk I:

SNI 07-0329-2005, Baja I Beam Canai Panas
SNI 07-2610-1992, Baja Profil H Hasil Pengelasan Dengan Filter
SNI 07-7178-2006, Baja Profil WF Beam Proses Canai Panas

(gambar di atas saya capture langsung dari masing-masing SNI. Silahkan download di sini)

Jadi, kira-kira perbedaannya adalah seperti tabel di bawah:

Profil I	Profil WF	Profil H
Proses pembuatan: hot-rolledAda 2 lengkungan (r1, r2)	Proses pembuatan: hot-rolledAda 1 lengkungan (r1)	Proses pembuatan: pelat + las.

Jadi, seperti itulah kira-kira penamaan yang paling benar sesuai standar yang ada.

Tapi… kenyataannya yang beredar di lapangan sedikit menyimpang. :)

Profil I yang sebenarnya hampir jarang kelihatan di lapangan. Profil H yang sebenarnya juga jarang yang pesan kecuali untuk ukuran yang sangat besar atau ukuran khusus.

Malah yang paling laris adalah profil WF. Tapi entah darimana sejarahnya, profil WF pada akhirnya sering juga disebut profil I dan profil H. Kalo profil H masih bisa dimaklumi, karena referensi asal SNI adalah standar Jepang (JIS). JIS sendiri menggunakan istilah H untuk profil WF. Ukurannya pun sama.

Yang kiri adalah profil H salah satu produsen baja di Jepang (kalo ga salah), sementara yang kanan adalah Profil Wide Flange (WF) dari Gunung Garuda (juga merefer ke JIS).

Jadi, antara WF dan H bisa dibilang ngga ada masalah penamaan. Malah ada yang kurang kerjaan dengan menggabungkan keduanya menjadi HWF. Sementara Profil IWF sendiri secara standar itu rancu, tapi di lapangan, profil IWF merujuk ke profil WF.

Terakhir, ada satu grup penamaan lagi yang saya lagi malas nyari asal usulnya, SH, MH, dan WH. Semua profil ini mengacu ke WF, yang membedakan adalah perbandingan antara lebar dan tingginya.

Profil SH (short-H), adalah profil WF yang lebarnya kira-kira sama dengan setengah kali tingginya. Misalnya 100×50, 200×100, 250×125, dll.
Profil WH (wide-H), adalah profil WF yang lebarnya kira-kira sama dengan satu kali tingginya. Misalnya 150×150, 175×175, 300×300, dll.
Profil MH (middle-H) adalah profil WF yang berada di antara SH dan WH. Misalnya 150×100, 250×150, dll. Dibandingkan dua di atas, profil MH ini lebih jarang ditemui di lapangan.

Nah, sebagai kesimpulan, saya coba rangkum nama-nama profil I/H/WF yang beredar di lapangan/pasar:

Profil I (I-Beam).
Seharusnya menunjuk ke : Profil I
Di lapangan/pasar menunjuk ke : Profil WF
Profil WF.
Seharusnya menunjuk ke : Profil WF
Di lapangan/pasar menunjuk ke : Profil WF
Profil H.
Seharusnya menunjuk ke : Profil H (las). boleh juga ke Profil WF.
Di lapangan/pasar menunjuk ke : Profil WF.
Profil IWF.
Seharusnya menunjuk ke : tidak ada (rancu).
Di lapangan/pasar menunjuk ke : Profil WF
Profil H-BEAM.
Seharusnya menunjuk ke : tidak ada (tidak dikenal di SNI)
Di lapangan/pasar menunjuk ke : Profil WF. Ada juga sebagian yang ke Profil H (las).
Profil HWF.
Seharusnya menunjuk ke : tidak ada (tidak dikenal di SNI)
Di lapangan/pasar menunjuk ke : Profil WF.
Profil SH, MH, dan WH.
Seharusnya menunjuk ke : tidak ada (tidak dikenal di SNI)
Di lapangan/pasar menunjuk ke : Profil WF.
Nama lain seperti UB, UC, W, dll.
Seharusnya menunjuk ke : standar lain (non-SNI)
Di lapangan/pasar menunjuk ke : standar lain (non-SNI)

catatan:

Beredarnya nama-nama profil baja di lapangan tentu melibatkan banyak “pemeran”. Berikut ini analisa saya dari mana asal perbedaan tersebut.

Level 1:

Pihak industri. Mereka yang lebih paham penamaan profil karena pihak industri yang berhubungan langsung dengan SNI. Jadi seharusnya tidak ada penyimpangan penamaan dari pihak industri.
Pihak perencana. Perencana yang jarang membaca code/standar tentu tidak akan paham perbedaan nama-nama profil. Bisa jadi yang dia maksud adalah profil WF, tapi dia menuliskan di gambar rencananya dengan nama lain, misalnya profil I atau profil IWF atau profil H-Beam. Jadi, kalo mau ditelusuri, dari sini lah awal mula kerancuan nama tersebut. :)

Level 2:

Pihak penyalur/penjual. Mereka menerima barang (profil baja) dari produsen, lengkap dengan namanya yang sudah sesuai SNI. Penjual tentu tidak mengalami masalah.
Pihak pelaksana/kontraktor. Mereka menerima gambar rencana dari konsultan perencana. Mereka melihat nama-nama profil baja yang disebutkan/dicantumkan oleh perencana.
Kontraktor bertemu dengan Penjual. Kontraktor memesan material sesuai gambar rencana (misalnya Profil I), tapi ternyata pesanan yang dimaksud tidak ada di daftar si Penjual. Misalnya yang ada WF (sesuai standard dari pabrik/industri).
Kontraktor “ngotot” dengan dalih mereka yang lebih paham masaah konstruksi, dan memberikan penjelasan kepada si Penjual bahwa Profil I itu sama dengan profil WF. Akhirnya terjuallah profil WF itu dengan nama yang sudah diganti menjadi I :D (Padahal secara standar, kedua profil tersebut seharusnya berbeda).v

Perhitungan Desain Balok Kantilever

Desain Balok Kantilever

Salah satu follower @juragan_sipil di twitter menawarkan sebuah permasalahan sederhana dalam desain balok kantilever beton bertulang. Balok kantilever adalah balok yang salah satu tumpuannya adalah jepit, sementara ujung yang lain bebas. Kira-kira soalnya seperti ini:

Nah, di sini saya punya 2 poin sekaligus asumsi:

Apakah $Q_{DL}$ sudah termasuk berat sendiri? Kita asumsikan SUDAH. Jadi kita ngga usah hitung lagi berat sendirinya.
Beban hidup dan mati di atas, apakah diaplikasikan di sepanjang balok? Kita asumsikan IYA. Beban $Q_{DL}$ dan $Q_{LL}$ bekerja di sepanjang balok.
Kombinasi pembebanan tidak ditentukan. Jadi, kita asumsikan menggunakan kombinasi pembebanan sesuai ACI/SNI.

Tahap I. Analisis Struktur

Karena baloknya kantilever, maka momen lenturnya negatif, artinya serat atas mengalami tarik, serat bawah mengalami tekan. Jadi, yang kita desain kali ini adalah tulangan tarik atau tulangan atas.

Momen di ujung batang (tumpuan) akibat beban mati dan beban hidup.
$M_{DL} = \dfrac12\times Q_{DL} \times L^2$
$M_{DL} = \dfrac12 \times 7.5 \times 3^2$
$M_{DL} = 33.75 \text{kNm}$
Dengan cara yang sama,
$M_{LL} = 18 \text{kNm}$
Menghitung momen ultimit dengan Kombinasi Pembebanan,
$M_{u_1} = 1.4\times M_{DL}$
$M_u{_1} = 47.25 \text{kNm}$
—
$M_{u_2} = 1.2\times M_{DL} + 1.6 \times M_{LL}$
$M_{u_2} = 69.3 \text{kNm}$ <—menentukan
—
Jadi, $M_u = 69.3 \text{kNm}$

Tahan II. Desain Tulangan Balok

Teori dan prosedurnya bisa dibaca di sini

$f`_c = 32 \text{MPa}$ , dan $f_y = 320 \text{MPa}$
Untuk $f`_c = 32 \text{MPa}$ , maka
$\beta_1 = 0.85 - 0.05 \big(\dfrac{f_c-30}{7}\big)$
$\beta_1 = 0.836$
Asumsi, jarak antara serat terluar sampai tulangan tarik adalah mmmm… 50 mm. Jadi,
$d = 400-50 = 350 \text{mm}$
$j_d \approx 0.875d = 306.25 \text{mm}$
Kebutuhan tulangan,
$A_s = \dfrac{M_u}{\phi f_y j_d}$
$A_s = \dfrac{69.3 \times 1000000}{0.8 \times 320 \times 306.25}$
$A_s = 883.93 \text{mm}^2$
Tulangan minimum,
$A_{smin} = \dfrac{1.4}{f_y}bd$
$A_{smin} = 459.375 \text{mm}^2$ –> OK kebutuhan tulangan masih lebih besar, gunakan $A_s = 883.93 \text{mm}^2$
Tulangan maksimum,
$\rho_{max} = 0.75 \rho_b$
$\rho_{max} = 0.75 \big( \dfrac{0.85f`_c \beta_1}{f_y} \big( \dfrac{600}{f_y+600} \big) \big)$
$\rho_{max} = 0.035$
Atau,
$A_{smax} = \rho_{max} b d = 2844.8 \text{mm}^2$ –> OK, masih lebih kecil dari tulangan maksimum.
Tinggal pilih, mau pake diameter berapa.
D16, As = 201 mm2 –> jumlah yang dibutuhkan 4.39 dibulatkan ke atas menjadi 5. (5D16, As = 1005 mm2)
D19, As = 283 mm2 –> jumlah yang dibutuhkan 3.12 dibulatkan ke atas menjadi 4. (4D19, As = 1132 mm2)
D22, As = 380 mm2 –> jumlah yang dibutuhkan 2.33 dibulatkan ke atas menjadi 3. (3D22, As = 1140 mm2)
Kita akan memilih 5D16, karena itu yang paling mendekati luas tulangan yang diperlukan (883.93 mm2).
Cek ulang kapasitas penampang. Hitung dulu tinggi blok tekan, a
$a = \dfrac{\phi f_y A_s}{0.85f`_cb}$
$a = 31.53 \text{mm}$
Hitung ulang $j_d$
$j_d = d-0.5a =334.23 \text{ mm}$
Hitung momen nominal penampang, $\phi M_n$
$\phi M_n = \phi f_y A_s j_d$
$\phi M_n = 0.8 \times 320 \times 1005 \times 334.23$
$\phi M_n = 85.99E6 \text{ Nmm}$
$\phi M_n = 85.99 \text{ kNm}$
Bandingkan momen nominal penampang, harus lebih besar daripada momen ultimit.
$\phi M_n = 85.99 \text{kNm}$
$M_u = 69.3 \text{kNm}$
OK kan?

Jumat, 08 Februari 2013

200 JUDUL SKRIPSI TEKNIK SIPIL

Skripsi Teknik Sipil yang sudah dilakukan Penelitian.
Berikut Judul-judul Skripsi Teknik Sipil yang saya ambil di beberapa Website :

1 ANALISA BALOK SILANG DENGAN GRID ELEMEN PADA STRUKTUR JEMBATAN BAJA
2 ANALISA BANGKITAN PERJALANAN PADA KECAMATAN DELI TUA
3 ANALISA DAN PERENCANAAN PELAT BETON PRACETAK SISTEM HOLLOW CORE SLAB (HCS) UNTUK PELAT SATU ARAH
4 ANALISA DAN PERENCANAAN PILE CAP DENGAN METODE STRUT AND TIE MODEL BERDASARKAN ACIBUILDING CODE 318-2002
5 5ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE TUNGGAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG CRYSTAL SQUARE JL. IMAM BONJOL NO. 6MEDAN
6 ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG (MINI PILE) PADA PROYEK PEMBANGUNAN RSIA STELLA MARISS JALAN SAMANHUDI – MEDAN
7 ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANWIL DJP DAN KPP SUMBAGUT I JALAN SUKA MULIA MEDAN
8 ANALISA EFISIENSI KONSTRUKSI BETON BERTULANG BERDASARKAN SK SNI T-15-1991-03 DAN SK SNI 03-2002
9 ANALISA GAYA DALAM PADA RIGID ZONE PERTEMUAN BALOK DAN KOLOM PORTAL BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN MODEL STRUT AND TIE
10 ANALISA GAYA TARIK KABEL PRATEGANG PADA BALOK STATIS TAK TENTU
11 ANALISA GRAVITY WALL DAN CANTILIVER WALL DITINJAU DARI SEGI EKONOMIS TERHADAP TINGGI YANG VARIATIF
12 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE GELAGAR KAYU LANTAI BETON
13 ANALISA KAPASITAS TAMPUNGAN PENYIMPANAN AIR DI CATCHMENT AREA DANAU TOBA
14 ANALISA KEBUTUHAN LAHAN PARKIR PADA RSU PIRNGADI MEDAN
15 ANALISA KELAYAKAN UKURAN PANJANG DERMAGA, GUDANG BONGKAR MUAT BARANG DAN SANDAR KAPAL STUDY KASUS (DERMAGA UJUNG BARU – PELABUHAN BELAWAN)
16 ANALISA KINERJA PELAYANAN ANGKUTAN MOBIL PENUMPANG UMUM ANTAR KOTA(STUDI KASUS : ANGKUTAN UMUM TRAYEK MEDAN– TARUTUNG)
17 ANALISA KOLOM BETON BERTULANG YANG DIPERKUAT DENGAN CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP)
18 ANALISA KUAT GESER BALOK TINGGI BETON BERTULANG BERDASARKAN MODEL STRUT-AND-TIE
19 ANALISA LENDUTAN BALOK KAYU KELAPA NON PRISMATIC PERLETAKAN SENDI – ROL DENGAN METODE PLASTIS (EKSPERIMEN)
20 ANALISA LENDUTAN PROFIL BAJA NON PRISMATIS PERLETAKAN SENDI-ROL DENGAN METODE PLASTIS.
21 ANALISA METODE-METODE PERENCANAAN PERKERASAN STRUKTURAL RUNWAY BANDAR UDARA
22 ANALISA PANJANG ANTRIAN DENGAN TUNDAAN PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL JL. RADEN SALEH DENGAN JL.BALAI KOTA MEDAN (STUDI KASUS)
23 ANALISA PANJANG ANTRIAN DENGAN TUNDAAN PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL SEI SIKAMBING MEDAN (STUDI KASUS : PERSIMPANGAN JL. GATOT SUBROTO DENGAN JL.SUNGGAL – JL.KAPTEN MUSLIM )
24 ANALISA PELAT BETON BERTULANG YANG DIPERKUAT DENGAN FIBER REINFORCED POLYMER (FRP) (STUDY LITERATUR)
25 ANALISA PELAT PERSEGI PANJANG DENGAN METODE HIRZFELD DAN METODE M.LEVY
26 ANALISA PELAT SATU ARAH (ONE WAY SLAB) DARI TEORI M. LEVY
27 ANALISA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI BUS ANGKUTAN KOTA DAN KERETA API RUTE MEDAN TANJUNG BALAI TERHADAP KENAIKAN HARGA BBM
28 ANALISA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI BUS DENGAN METODE STATED PREFERENCE (STUDI KASUS MEDAN-SIDIKALANG)
29 ANALISA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI MEDAN-BINJAI DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS (AHP)
30 ANALISA PEMILIHAN RUTE JALAN DARI JALAN SEI PADANG SAMPAI PUSAT KOTA DENGAN ALGORITMA FLOYD – WARSHALL DAN PROGRAM MAP INFO SEBAGAI TAMPILAN
31 ANALISA PENENTUAN FASE DAN WAKTU SIKLUS OPTIMUM PADA PERSIMPANGAN BERSINYAL ( STUDI KASUS : JL. THAMRIN – JL. M.T.HARYONO – JL.AIP II K.S.TUBUN)
32 ANALISA PENERAPAN MANAJEMEN WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN (STUDI KASUS : PT. SABARITHA PERKASA ABADI, PT. SINAR KASIH REINHARD, PT. DIAN PERKASA)
33 ANALISA PENGARUH BENDUNG TERHADAP TANGGUL BANJIR SUNGAI ULAR
34 ANALISA PENURUNAN ELASTIS PONDASI TIANG PANCANG PROYEK PEMBANGUNAN RUSUNAWA MEDAN AREA
35 ANALISA PERBANDINGAN BEBAN BATAS DAN BEBAN LAYAN (LOAD FACTOR) DALAM TAHAPAN PEMBENTUKAN SENDI – SENDI PLASTIS PADA STRUKTUR GELAGAR MENERUS
36 ANALISA PERBANDINGAN BEBAN KRITIS PADA PAPAN KAYU PERLETAKAN SENDI-ROLL (EKSPERIMENTAL DAN TEORITIS).
37 ANALISA PERBANDINGAN BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN ANTARA BETON RINGAN DAN BETON NORMAL DENGAN MUTU BETON K-200
38 ANALISA PERBANDINGAN JUMLAH MEDAN EKONOMIS UNTUK JEMBATAN GELAGAR RANGKA BAJA TYPE CURVED BENTUK TERTUTUP DENGAN BENTANG 48 METER
39 ANALISA PERBANDINGAN PERHITUNGAN DAYA DUKUNG TANAH PADA PONDASI V – PILE (STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN)
40 ANALISA PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS PEKERJA KONSTRUKSI JALAN RAYA PADA PAGI & SIANG HARI BERDASARKAN STANDAR BINA MARGA
41 ANALISA PERBANDINGAN TEKUK KOLOM DENGAN MENGGUNAKAN PROFIL BAJA TERSUSUN DAN KOMPOSIT
42 ANALISA PERBANDINGAN WAKTU DAN PERBEDAAN FAKTOR AIR SEMEN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KUAT TEKAN BENDA UJI (KAJIAN EKSPERIMENTAL)
43 ANALISA PERHITUNGAN KONSTRUKSI BETON BERTULANG BERDASARKAN METODE KEKUATAN BATAS (ULTIMATE DESIGN) DAN METODE ELASTIS DESIGN
44 ANALISA PERHITUNGAN PENURUNAN DAN WAKTU KONSOLIDASI PADA TANAH DI APRON BANDARA KUALANAMU SECARA ANALITIK DAN PROGRAM PLAXIS
45 ANALISA POTENSI LIKUIFAKSI PADA AREA APRON BANDAR UDARA MEDAN BARU
46 ANALISA PREFERENSI PEMILIHAN RUTE TERPENDEK JARINGAN JALAN (STUDI KASUS PERUMNAS SIMALINGKAR – PUSAT KOTA MEDAN)
47 ANALISA PRESTRESS (POST-TENSION) PADA PRECAST CONCRETE U GIRDER (STUDI KASUS PADA JEMBATAN FLYOVER AMPLAS)
48 ANALISA RESPON SPEKTRUM PADA BANGUNAN BERTINGKAT BANYAK DENGAN MENGGUNAKAN MULTI FRICTION PENDULUM SYSTEM (MFPS)
49 ANALISA SAMBUNGAN STRUKTUR BETON DAN BAJA DIMANA SAMBUNGAN BETON KE BAJA TIDAK RIGID SEMPURNA
50 ANALISA SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR PADA KECAMATAN MEDAN SELAYANG DAN KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. JAMIN GINTING, JL. DR. MANSYUR DAN JL. GATOT SUBROTO).
51 ANALISA STRUKTUR PADA PLANE FRAME DENGAN MENGGUNAKAN METODE CROSS DAN FINITE ELEMENT METHOD
52 ANALISA STRUKTUR PELAT DUA ARAH TANPA BALOK (FLAT SLAB)
53 ANALISA TANGKI BAJA CPO DAN DIBANDINGKAN DENGAN ANALITIS
54 ANALISA TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK ANTAR TERMINAL SIMALINGKAR – PANCINGMEDAN
55 ANALISA TEKUK KOLOM BAJA RINGAN (ZINCALUME) DAN BAJA KONVENSIONAL
56 ANALISA TEKUK KOLOM KONSTRUKSI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN PELAT KOPPEL
57 ANALISA TORSI, LENTUR, LENDUTAN DAN LINTANG PADA TAMPANG I
58 ANALISA TORSI PADA BALOK DENGAN LUBANG PADA BADANNYA
59 ANALISA WAKTU PELAYANAN DAN PROFIL PEMAKAI JALAN TOL DI GERBANG TOL BALMERA (STUDI KASUS)
60 ANALISA WARPING AKIBAT TORSI PADA PROFIL C DENGAN METODE ANALITIS & PROGRAM
61 ANALISIS BALOK BERSUSUN DARI KAYU LAPIS DENGAN MENGGUNAKAN PAKU SEBAGAI SHEAR CONNECTOR (EKSPERIMENTAL)
62 ANALISIS CELLULAR BEAM DENGAN METODE PENDEKATAN DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS
63 ANALISIS DAN PERENCANAAN FLAT SLAB BERDASARKAN PERATURAN ACI 318M 2005
64 ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI KELOMPOK MINI PILE PADA PROYEK PEMBANGUNAN PUSAT BISNIS RING ROAD
65 ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR KELOMPOK PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG GRHA 165 JALAN TB SIMATUPANGJAKARTA
66 ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG KELOMPOK PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DPRD SUMATERA UTARA
67 ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SEI BABALAN-LANGKAT
68 ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG SERTA PERHITUNGAN PENURUNAN PONDASI TIANG TUNGGAL PADA PROYEKPEMBANGUNAN CARGO – BANDARA KUALA NAMU MEDAN
69 ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG TUNGGAL PADA PROYEK PEMBAGUNAN RUSUNAWA UNIVERSITAS MEDAN AREA PANCING– MEDAN
70 ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG TUNGGAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN PLTU 2 SUMATERA UTARA 2 X 200 MWPANGKALAN SUSU – SUMATERA UTARA
71 ANALISIS DAYA DUKUNG SISTEM PONDASI MINI PILE SERTA PERHITUNGAN PENURUNAN MINI PILE TUNGGAL (STUDI KASUS PADAPROYEK PEMBANGUNAN HOTEL TORGANDA SIANTAR)
72 ANALISIS DAYA DUKUNG SISTEM PONDASI TIANG DENGAN PENEKANAN HIDROLIK PADA PROYEK PEMBANGUNAN ASRAMA RSU SEMBIRINGJALAN MEDAN-DELITUA
73 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEBAL LAPIS TAMBAH (OVERLAY) PERKERASAN LENTUR PADA PROGRAM EVERSERIES
74 ANALISIS KINERJA OPERASI ANGKUTAN KOTA DI KOTA PADANG STUDI KASUS)
75 ANALISIS NONLINIER TIME HISTORY PADA BANGUNAN YANG MENGGUNAKAN BASE ISOLATOR AKIBAT GERAKAN TANAH OLEH GEMPA
76 ANALISIS PARKIR PADA BADAN JALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA RUAS JALAN (STUDI KASUS : JALAN S.PARMAN, SMAST.THOMAS 1MEDAN)
77 ANALISIS PD. T-05-2005-B PADA PERENCANAAN TEBAL LAPISAN TAMBAHAN DENGAN MENGGUNAKAN FALLING WEIGHT DEFLECTOMETER(STUDI LITERATURE)
78 ANALISIS PEMAKAIAN DIAPHRAGM WALLS PADA GALIAN BASEMENT DENGAN PROGRAM PLAXIS (STUDI KASUS : PROYEK HOTELSANTIKAMEDAN)
79 ANALISIS PENGARUH DIAFRAGMA TERHADAP TEKUK LATERAL PADA GELAGAR MEMANJANG JEMBATAN
80 ANALISIS RESPON BEBAN ANGIN PADA BANGUNAN BETON TINGKAT TINGGI YANG MENGGUNAKAN SISTEM OUTRIGGER TRUSS
81 ANALISIS RESPON SPEKTRUM PADA BANGUNAN YANG MENGGUNAKAN YIELDING DAMPER AKIBATGAYAGEMPA
82 ANALISIS SAMBUNGAN PORTAL BAJA ANTARA BALOK DAN KOLOM DENGAN MENGGUNAKAN SAMBUNGAN BAUT MUTU TINGGI (HTB)
83 ANALISIS SAMBUNGAN PORTAL BAJA ANTARA BALOK DAN KOLOM DENGAN MENGGUNAKAN SAMBUNGAN LAS DAN BAUT (STUDI LITERATUR)
84 ANALISIS TARIF ANGKUTAN PEDESAAN BERDASARKAN BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) (STUDI KASUS KABUPATEN GAYO LUES NANGGROE ACEH DARUSSALAM)
85 ANALISIS TEKUK FLENS DAN WEB PROFIL IWF PADA STRUKTUR GABLE FRAME DENGAN METODE PLASTIS
86 ANALISIS TEKUK PADA KOLOM BAJA TAMPANG IWF AKIBAT GAYA TEKAN AKSIAL
87 ANALISI TORSI PADA TAMBANG PERSEGI PANJANG DAN APLIKASI PADA KOMPONEN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN ELEMEN GRID
88 APLIKASI ANALISA PELAT KONTINIU PADA BANGUNAN
89 APLIKASI METODE KEANDALAN WAKTU PERJALANAN DALAM PEMILIHAN RUTE DI PERUMNAS MANDALA
90 APLIKASI PROGRAM METODE ELEMEN HINGGA PADA RANGKA RUANG (SPACE TRUSS) DENGAN PROGRAM MATLAB
91 APLIKASI REKAYASA KONSTRUKSI (DIAGRAM INTERAKSI KOLOM) DENGAN VISUAL BASIC 6.0
92 EFISIENSI DAN OPTIMALISASI PEMAKAIAN BAJA SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI
93 EKSPERIMEN PERSEN KEKUATAN SAMBUNGAN MEMAKAI PLAT BAJA DAN KAYU DENGAN MEMIKUL MOMEN PADA BALOK BERDASARKAN PKKI NI-5-2002
94 EKSPERIMEN TORSI PADA DINDING TIPIS PERSEGI PANJANG BERLUBANG
95 EKSPERIMEN TORSI PADA DINDING TIPIS TAMPANG TERTUTUP BUJUR SANGKAR TIDAK BERLUBANG
96 EKSPERIMEN TORSI PADA DINDING TIPIS TAMPANG TERTUTUP PERSEGI PANJANG TIDAK BERLUBANG
97 EVALUASI ALINEMEN HORIZONTAL PADA RUAS JALAN SEMBAHE – SIBOLANGIT
98 EVALUASI DAN ANALISA DESAIN KAPASITAS SALURAN DRAINASE DI PASAR TAVIP PEMERINTAHAN KOTA BINJAI
99 EVALUASI JARAK PANDANG PADA ALINEMEN VERTIKAL DAN HORIZONTAL PADA TIKUNGAN JALAN LUAR KOTA (STUDI KASUS SEI RAMPAH-TEBING TINGGI)
100 EVALUASI JUMLAH ARMADA ANGKUTAN UMUM DIKOTA MEDAN (STUSI KASUS: ANGKUTAN UMUM KPUM TRAYEK 66)
101 EVALUASI KAPASITAS DAN PELAYANAN GERBANG TOL TANJUNG MORAWA
102 EVALUASI KRITERIA PENERIMAAN CAMPURAN BERASPAL LAPIS PERMUKAAN MENURUT SPESIFIKASI JALAN BINA MARGA VERSI DESEMBER 2006
103 EVALUASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT (STUDI KASUS RUMAH SAKIT UMUM DR.DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR)
104 EVALUASI POLA PEGERAKAN ORANG DAN BARANG DENGAN MODA TRANSPORTASI AIR (STUDI KASUS : DARI DAN KE KOTA BALIGE)
105 EVALUASI TEBAL LAPIS TAMBAH (OVERLAY) DENGAN METODA BINA MARGA DAN ASPHALT INSTITUTE MENGGUNAKAN ALAT BENKELMAN BEAM (STUDY KASUS: JALAN LINTAS BIREUEN – LHOKSEUMAWE)
106 EVALUASI TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KUALITAS AIR BERSIH PADA PDAM TIRTA MON PASE INSTALASI MEUNASAH REUDEUP KABUPATEN ACEH UTARA
107 EVALUASI TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KUALITAS AIR BERSIH PADA PDAM TIRTA MON PASE INSTALASI MEUNASAH REUDEUP KABUPATEN ACEH UTARA
108 EVALUASI TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KUALITAS AIR BERSIH PADA PDAM TIRTA MON PASE INSTALASI MEUNASAH REUDEUP KABUPATEN ACEH UTARA
109 EVALUASI TINGKAT KERUSAKAN JALAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN PERBAIKAN JALAN.
110 EVALUASI TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM PEDESAAN KABUPATEN PAKPAK BHARAT
111 FUNGSI PELAT KOPEL BAJA PADA BATANG TEKAN
112 GELAGAR IWF DIPERKUAT UNTUK MENGATASI PERILAKU PUNTIR
113 GEOGRID SEBAGAI TULANGAN PADA DINDING PENAHAN TANAH (STUDI LITERATUR)
114 HUBUNGAN BEBAN LALU LINTAS DAN STRUCTURAL NUMBER TERHADAP PREDIKSI MULAINYA RETAK DAN PERKEMBANGANNYA
115 KAJIAN ANGKA REDUKSI MOMEN INERSIA TERHADAP DISTRIBUSI GAYA-GAYA DALAM PADA STRUKTUR BETON BERTULANG
116 KAJIAN EFEK PARAMETER BASE ISOLATOR TERHADAP RESPON BANGUNAN AKIBAT GAYA GEMPA DENGAN METODE ANALISIS RIWAYAT WAKTU
117 KAJIAN EFEKTIFITAS SISTEM STRUKTUR TUBE DENGAN SISTEM STRUKTUR TUBE IN TUBE DI BAWAH BEBAN GEMPA
118 KAJIAN FAKTOR REDUKSI U (SHEAR LAG FACTOR) PADA KOMPONEN STRUKTUR YANG MEMIKUL GAYA AKSIAL ” (STUDI LITERATUR)
119 KAJIAN KERUSAKAN STRUKTUR PLAZA ANDALAS PASCA GEMPA PADANG TANGGAL 30 SEPTEMBER 2009 (STUDY KASUS)
120 KAJIAN KINERJA PERSIMPANGAN TIDAK BERSIGNAL PADA SOEKARNO-HATTA-JENDRAL SUDIRMAN-JALAN CUT NYAK DIEN
121 KAJIAN METODA PERENCANAAN TEBAL LAPIS TAMBAH PERKERASAN LENTUR
122 KAJIAN PANJANG JALAN DI KABUPATEN MANDAILING NATAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN WILAYAH
123 KAJIAN PERANCANGAN GELAGAR JEMBATAN SEI BELUMAI BERDASARKAN PEMBEBANAN RSNI T – 02 – 2005
124 KAJIAN PERBANDINGAN POLA PERGERAKAN PENDUDUK DESA PERTANIAN LAHAN BASAH DENGAN DESA PERTANIAN LAHAN KERING (PERKEBUNAN) DI KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA (STUDI KASUS : DESA NAGASARIBU,KECAMATAN PADANG BOLAK DAN DESA SIPAHO,KECAMATAN HALONGONAN)
125 KAJIAN PERBANDINGAN SAMBUNGAN ANTAR KAYU DENGAN KAYU DAN ANTAR KAYU DENGAN PELAT BAJA BERDASARKAN PKKI NI-5-2002 (TEORITIS DAN EKSPERIMENTAL)
126 KARAKTERISTIK PENGHUNI PERUMAHAN TERTATA DI SEBELAH UTARA DAN SELATAN KOTA MEDAN (STUDI KASUS: KECAMATAN MEDAN MARELAN DAN MEDAN JOHOR)
127 KOMBINASI ALAT PENYAMBUNG PAKU DAN BAUT PADA KOLOM PENDEK KAYU MERANTI DENGAN PEMBEBANAN AKSIAL TEKAN BERDASARKAN PKKI NI-5 2002 (EKSPERIMEN)
128 KOMBINASI ALAT PENYAMBUNG PAKU DAN BAUT PADA SAMBUNGAN KAYU MERANTI DENGAN PEMBEBANAN NORMAL BERDASARKAN PKKI –NI 5 2002 ( EKSPERIMEN )
129 KONSEP PENGELOLAAN DRAINASE KOTA MEDAN SECARA TERPADU
130 KONTRIBUSI BALOK ANAK TERHADAP KEKAKUAN STRUKTUR PADA BALOK DENGAN PEMODELAN GRID
131 KONTRIBUSI KEKAKUAN TERHADAP SAMBUNGAN BAUT PADA KONSTRUKSI BAJA
132 KONTROL PENURUNAN TANAH AKIBAT TIMBUNAN PADA TITIK DENGAN BORE LOG TEST NO.BH II (AREA II) PROYEK BANDAR UDARAKUALA NAMU
133 MANAJEMEN PERLINTASAN SEBIDANG ANTARA JALAN RAYA DENGAN JALAN KERETA API
134 MODEL BANGKITAN PERGERAKAN KELUARGA DI KAWASAN PEMUKIMAN DI PUSATKOTALANGSA
135 MODEL PEMILIHAN ANGKUTAN TAKSI DI KOTA MEDAN (TEKNIK STATED PREFERENCE)
136 MODEL PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG ANTARA KAPAL FERI (PT. ASDP) & KAPAL CEPAT RUTE SIBOLGA-GUNUNG SITOLI(DENGAN METODE STATED PREFERENCE)
137 NALISA PERBANDINGAN DAN PROFIL TUNGGAL DAN PROFIL MAJEMUK PADA KONSTRUKSI RANGKA BAJA (STUDI LITERATUR)
138 OPTIMASI SIMPANG JL. NGUMBAN SURBAKTI – TANJUNG SARI DAN ALTERNATIF APLIKASI TEORI FUZZY DALAM PERHITUNGANKINERJA PERSIMPANGAN
139 PEMAKAIAN ELEMEN GRID (BALOK SILANG) UNTUK MENENTUKAN LENDUTAN PADA BALOK (STUDI LITERATUR)
140 PEMOGRAMAN FINITE ELEMENT METHOD PADA ELEMENT TRUSS DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB
141 PENELITIAN BALOK BETON BERTULANG SELF COMPACTING CONCRETE DENGAN MENGGUNAKAN 100%, 85%, DAN 70% SCC”
142 PENELITIAN TERHADAP KEGAGALAN STRUKTUR RANGKA ATAP KAYU BENTANG 12 METER DAN METODE PERBAIKAN STRUKTURNYA (STUDIKASUS)
143 PENENTUAN BESAR BEBAN KRITIS (PCR) PADA STRUKTUR PORTAL BAJA BERATAP PELANA (GABLE FRAME) (DENGAN KEMIRINGANSUDUT ATAP BERVARIASI)
144 PENENTUAN RANGKING OPTIMALISASI FUNGSI DAN KEBERADAAN PERUMNAS DI WILAYAHKOTAMEDANDAN SEKITARNYA DENGAN METODE ANALYTIC HERARCHY PROCESS (AHP)
145 PENENTUAN RANGKING OPTIMALISASI FUNGSI DAN KEBERADAAN PERUMNAS DI WILAYAH KOTA MEDAN DAN SEKITARNYA DENGAN METODEANALYTIC HERARCHY PROCESS (AHP)
146 PENGARUH HARMONISA TERHADAP RUGI-RUGI PADA TRAFO TIANG DAYA 160 KVA (APLIKASI PADA PT. PLN (PERSERO) CABANGMEDAN)
147 PENGARUH PARKIR PADA BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( STUDY KASUS : JALAN BRIGJEN KATAMSO SEKOLAHHARAPAN MANDIRI MEDAN)
148 PENGARUH PASIR ALAM BINJAI TERHADAP SIFAT CAMPURAN AC-WC
149 PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR CA(OH)2 PADA TANAH LEMPUNG (CLAY) TERHADAP PLASTISITAS DAN NILAI CBR TANAH DASAR(SUBGRADE) PERKERASAN JALAN
150 PENGARUH PENAMBAHAN POZZOLITH®100RI TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON DENGAN PENGURANGAN FAKTOR AIRSEMEN
151 PENGARUH PENGGUNAAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT TEKAN DAN POLA RETAK BETON (KAJIAN EKSPERIMENTAL)
152 PENGGUNAAN ALGORITMA DJIKSTRA DALAM MENENTUKAN RUTE TERPENDEK JARINGAN JALAN SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIFPENYELESAIAN MASALAH KEMACETAN LALU LINTAS (STUDY LITERATUR)
153 PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PEKERJA SEBAGAI DASAR PERHITUNGAN UPAH KERJA PADA ANGGARAN BIAYA (STUDI KASUS)
154 PERANCANGAN PROFIL RANGKA BATANG JEMBATAN BAJA DAN ANALISA MOMEN SEKUNDER PADA SAMBUNGANNYA (ALAT SAMBUNG BAUT)
155 PERBANDINGAN ANALISIS STATIK DAN ANALISIS DINAMIK PADA PORTAL BERTINGKAT BANYAK SESUAI SNI 03-1726-2002
156 PERBANDINGAN CRITICAL LOAD PADA BALOK KANTILEVER SECARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS
157 PERBANDINGAN DESAIN STRUKTUR PORTAL BAJA SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN TAPPERED BEAM DAN HONEYCOMB BEAM
158 PERBANDINGAN INDEKS SATUAN KERJA UNTUK PEKERJA PROYEK PADA PROYEK JALAN DAN BANGUNAN PERUMAHAN DENGAN METODE“TIME & MOTION STUDY ANALYSIS”
159 PERBANDINGAN KAPASITAS BALOK BETON BERTULANG ANTARA YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN SEMENPORTLAND TIPE I (KAJIAN EKSPERIMENTAL)
160 PERBANDINGAN KAPASITAS PELAT DUA ARAH BETON PRATEGANG DAN PELAT DUA ARAH BETON BERTULANG
161 PERBANDINGAN PERHITUNGAN KAPASITAS TIANG DENGAN RUMUS DINAMIS
162 PERENCANAAN BEAM COLUMN BERDASARKAN METODE PLASTIS.
163 PERENCANAAN BEBERAPA TIPE JEMBATAN RANGKA BAJA DIBANDINGKAN DENGAN RANGKA BAJA AUSTRALIA PADA JEMBATAN TANJUNG SELAMAT MEDAN
164 PERENCANAAN PELAPISAN TAMBAH PADA PERKERASAN KAKU BERDASARKAN METODE BINA MARGA DAN AASHTO (STUDY LITERATUR)
165 PERENCANAAN PEMBUATAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO
166 PERENCANAAN PENGOLAHAN AIR BERSIH KECAMATAN PERBAUNGAN
167 PERENCANAAN PORTAL BAJA 4 LANTAI DENGAN METODE PLASTISITAS DAN DIBANDINGKAN DENGAN METODE LRFD
168 PERENCANAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN BERDASARKAN AUSTRALIAN/NEWZEALAND STANDARD (AS/NZS 4600:1996)
169 PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG DENGAN PERBANDINGAN SK SNI T-15-1991 DAN SK SNI 03-2002 (STUDY KASUS: ASRAMA RUMAH SAKIT UMUM SEMBIRING DELI TUA)
170 PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) DAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)
171 PERHITUNGAN BEBAN DAN TEGANGAN KRITIS PADA KOLOM KOMPOSIT BAJA – BETON
172 PERHITUNGAN KERUSAKAN STRUKTUR PERKERASAN LENTUR AKIBAT PENGARUH TEMPERATUR (STUDY LITERATUR)
173 PERILAKU BALOK BERTULANG YANG DIBERI PERKUATAN GESER MENGGUNAKAN LEMBARAN WOVEN CARBON FIBER
174 PERKEMBANGAN PERUMAHAN DI SEBELAH BARAT DAN TIMUR KOTAMEDAN (STUDI KASUS : KEC.MEDANSUNGGAL DAN KEC.MEDANDENAI)
175 PERUBAHAN KOEFISIEN LIMPASAN (RUNOFF COEFFICIENT) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI ULAR
176 PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN LEMAK COKELAT MENTAH DARI BIJI COKELAT KERING HASIL FERMENTASI DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 10000 TON/TAHUN
177 PREDIKSI PERKEMBANGAN KETIDAKRATAAN JALAN (KAJIAN LITERATUR)
178 PREFERENSI BERMUKIM PENDUDUK DI WILAYAH PINGGIRAN BARATKOTAMEDAN(STUDI KASUS : PERUMNAS HELVETIA; KEC.MEDAN HELVETIA)
179 PROGRAM VISUAL BASIC V 6.0 UNTUK PERENCANAAN BALOK DAN KOLOM
180 RANCANGAN RUANG BAKAR TURBIN GAS PADA SEBUAH PEMBANGKIT LISTRIK DENGAN DAYA 21 MW
181 SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA DAN BENTUK SUDU TINGKAT PERTAMA TURBIN GAS PENGGERAK GENERATOR DENGAN DAYA 141,9 MW MENGGUNAKAN CFD FLUENT 6.3.26
182 STRATEGI HARGA PENAWARAN TENDER PADA PROYEK PEMBANGUNAN PT. PP. LONSUM DI MUARASA RUPIT SUMATERA SELATAN
183 STUDI ALIRAN PIPA PRIMER DAN SEKUNDER UNTUK IRIGASI HORTIKULTURA DI DESA GURU BENUA, KABUPATEN KARO
184 STUDI IDENTIFIKASI DAN ANALISA SISTEM DRAINASE UNTUK PENANGGULANGAN BANJIR PADA KECAMATAN MEDAN JOHOR DAN KECAMATAN MEDAN POLONIA (STUDI KASUS : JLN. BRIGJEND KATAMSO DAN JLN. DIPONEGORO)
185 STUDI KARAKTERISTIK FISIK ESTUARI SUNGAI DELI
186 STUDI KARAKTERISTIK MUARA SUNGAI BELAWAN SUMATERA UTARA
187 STUDI KARAKTERISTIK SEDIMEN DI PERAIRAN PELABUHAN BELAWAN
188 STUDI KARAKTERISTIK SEDIMEN DI PERAIRAN PELABUHAN BELAWAN
189 STUDI PENENTUAN JUMLAH LHR PADA PERENCANAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL TANJUNG MORAWA – TEBING TINGGI
190 STUDI PENGARUH BEBAN BERLEBIH (OVERLOAD) TERHADAP PENGURANGAN UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN
191 STUDI PENGARUH KEBERADAAN PUSAT PERBELANJAAN PLAZA MILLENIUM TERHADAP KONDISI LALU LINTAS DAN USULAN PENANGANAN PERSOALAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN KAPTEN MUSLIM
192 STUDI PENGARUH PENYEMPITAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS DENGAN MEMBANDINGKAN MODEL LINEAR GREENSHIELD, LOGARITMIK GREENBERG DAN EKSPONENSIAL UNDEWOOD.
193 STUDI PENGARUH PERLINTASAN SEBIDANG JALAN DENGAN REL KERETA API TERHADAP KARAKTERISTIK LALULINTAS (STUDI KASUS: PERLINTASAN KERETA API JALAN SEKIP)
194 STUDI PENYALURAN DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI KOMPLEK PEMUKIMAN (STUDI KASUS: KOMPLEK PESANTREN)
195 STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN RETONA BLEND 55 DAN ASPAL PEN 60/70 TERHADAP RANCANGAN CAMPURAN
196 STUDI PERBANDINGAN STRUKTUR RANGKA ATAP BAJA UNTUK BERBAGAI TYPE
197 STUDI PERENCANAAN TEBAL LAPISAN PERKERASAN TAMBAHAN (OVERLAY) PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN PROPINSI JURUSAN BINJAI – TIMBANG LAWANG (STA 61+000 – 62+800)
198 STUDI PERUBAHAN TUJUAN PERJALANAN MASYARAKAT KECAMATAN SEI KEPAYANG PASCA PEMBANGUNAN JEMBATAN SUNGAI ASAHAN
199 STUDI PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP DALAM PROYEK INFRASTRUKTUR: KASUS JALAN TOL TANJUNG. MORAWA – TEBING TINGGI
200 STUDI TARIKAN PERJALANAN SERTA ANALISA PERPARKIRAN PADA PUSAT PERBELANJAAN DIKOTAMEDAN( STUDI KASUS : MEDAN MALL)